Source
Image: FIN
Penguatan nilai tukar Rupiah
diduga terjadi karena adanya pernyataan dari Ketua Federal Reserve, Jerome Powell
yang menjelaskan bahwa pasar kerja Amerika Serikat (AS)
masih terjadi ketimpangan dan menyuruh penduduk Amerika untuk bekerja kembali pasca
COVID-19.
Pada pekan ini,
tepat nya pada tanggal 15 Februari 2021 penguatan di tafsir sebesar 0.13
persen dan berada di level Rp13.955.Sementara pada pekan lalu yaitu tanggal 11
Februari 2021, nilaitukar rupiah menguat 10 poin atau sebesar 0.07 persen yang
dalam bentuk rupiah menjadi Rp13.972.
“Inflasi tetap menjadi perhatian, dengan prediksi bahwa permintaan yang
terpendam dan efek basis rendah dari guncangan tahun 2020
akan mendorong lonjakan angka berita utama pada musim semi.
Skenario sperti itu dapat menguji tekad Fed,” ungkap Direktur PT. TRFX
Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi.
Terkait hal ini, Bank
Indonesia berencana menurunkan suku bunga yang akan menarik antusiasme para investor
baik dalam negeri maupun luar negeri. Ibrahim
menjelaskan lebih lanjut bahwa kemungkinan terdapat penurunan bunga acuan sebesar 25
basis poin (bps) menjadi 3,5 persen.
Beberapafaktor yang
mempengaruhi hal tersebut diantaranya adalah penurunan kinerja pertumbuhan ekonomi sehingga diperlukan upaya lebih keras guna mendorong pertumuhan ekonomi.Salah
satu upayanya yaitu dengan menurunkan suku bunga karena disaat suku bunga rendah, maka
para investor atau pengusaha akan tertarik untuk mengambil kredit.
Sementara pada pekan lalu tepatnya tanggal 11 Februari 2021, nilai tukar rupiah menguat 10 poin atau sebesar 0.07 persen yang dalam bentuk rupiah menjadi Rp13.972. [DA]
Bingung? Yuk tanya!